Menjaga
dan melestarikan seni tari yang hampir punah ditengah perkembangan zaman
Negara indonesia adalah
negara yang kaya akan kebudayaan dari mulai tarian , musik, adat, bahasa, dan
lain sebagainya. Kita patut bangga, dengan
ini kita bisa menarik peminat turis asing yang pergi ke indonesia.
Bangsa
kita juga memiliki kurang lebih 742 bahasa daerah, 33 pakaian adat dan ratusan
tarian adat,. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang harus kita
syukuri dan lestarikan. Dengan keanekaragaman kebudayaannya, Indonesia dapat
dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan negara lainnya. Indonesia mempunyai
potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi.
Seperti yang kita
ketahui sekarang ini generasi muda yang biasa kita sebut dengan istilah “Kids
Zaman Now” sedang menggandrungi segala hal yang berbau modern. Seperti
teknologi, fashion, dan juga budayanya pun sudah mulai mengikuti budaya modern.
Tidak dapat dipungkiri bahwa budaya modern tersebut telah menggerus sedikit
demi sedikit budaya tradisional atau budaya asli Indonesia itu sendiri.
Contohnya yaitu di Seni
Budaya Tari Tradisional Indonesia, sekarang ini lebih banyak generasi muda yang
memilih untuk menekuni Tari Modern seperti Kpop, Hiphop, R&B, dan lain
sebagainya dibandingkan menekuni tari tradisional Indonesia yang sebenarnya
banyak sekali mengandung nilai moral di sertiap gerakannya. Kondisi yang
seperti itu yang membuat tari tradisional semakin tersingkir dari tempatnya.
Padahal jika bukan para
generasi muda yang ikut mengembangkan budaya tari tradisional kita, siapa lagi
yang akan melestarikannya agar tetap eksis sampai zaman anak cucu kita nanti?
Oleh sebab itu, banyak
sekali upaya-upaya yang dilakukan dalam melestarikan tari tradisional Indonesia
yang sedang digalakan Pemerintah Indonesia yang dalam hal ini dijalankan oleh
Dinas Budaya dan pariwisata (DISBUDPAR), yaitu dengan menyarankan
sekolah-sekolah untuk mengadakan ekstrakulikuler menari (Tari Tradisional),
mengadakan lomba-lomba tari antar sekolah tingkat nasional, seperti FL2SN dan
lomba Suku Dinas Pariwisata, dengan reward jika memenangkan kompetisi, anak
tersebut akan lebih mudah masuk sekolah yang diinginkannya dengan jalur
prestasi.
Dan juga yang baru baru
diadakan, yaitu pembinaan budaya tari tradisional betawi di seluruh RPTRA
(Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) DKI Jakarta untuk warga sekitar RPTRA
tersebut.
Namun, selain upaya
dari pemerintah tersebut, ada pula dari pihak swasta yang ikut serta dalam
pelestarian seni budaya tari di Indonesia. Seperti seniman-seniman tari yang
mendirikan sanggar sebagai wadah pelestarian seni tari tradisional untuk warga
sekitar, dan juga perusahaan yang mengadakan event kompetisi tari sehingga
membangkitkan minat generasi muda untuk mempelajari tari tradisional.
Contoh konkretnya,
event “Indonesia Menari” yang diadakan oleh Djarum Foundation dan Galeri
Indonesia Kaya, dengan menggabungkan unsur modern dan tradisional mampu
membangkitkan minat anak muda mempelajari tari tradisional Indonesia, dan juga
event kompetisi tari tradisional lainnya.
Dari upaya-upaya yang
telah dilakukan oleh pemerintah dan swasta tersebut, sedikit demi sedikit
membuahkan hasil yang manis, yaitu dengan banyaknya anak muda sekarang mulai
menekuni seni tari tradisional. Bahkan, tidak sedikit juga diantara mereka yang
mengikuti misi budaya dan juga kompetisi tari internasional, dan membawa
penghargaan-penghargaan yang mengharumkan nama Indonesia di luar negeri.
Walaupun belum banyak
dipublish di media, seni tari Indonesia sudah memiliki prestasi-prestasi yang
cukup membanggakan!
Namun yang berkembang
saat ini banyaknya mayoritas orang yang sudah mulai mengabaikan bahkan
melupakan kebudayaan bangsa seperti halnya tarian tradisional. Tak sedikit anak
muda yang malah lebih senang menarikan tarian modern dari pada tarian
tradisional.Dari waktu kewaktu, tarian tradisional sudah mulai tertutupi oleh
adanya tarian modern mekipun tidak semua, tarian tradisional kini sudah tidak
dilirik lagi, bahkan Anak-anak hingga kaum muda kini sudah lebih mengenal
tarian modern daripada tarian tradisional.
Padahal jika kita
cermati bersama, tari-tarian tradisional ini memiliki daya tarik bagi wisatawan
manca negara. Bahkan tak sedikit negara lain yag ingin mengklaim tari-tarian
yang lita miliki seperti contoh beberapa waktu lalu tari pendet yang berasal
dari bali yang diklaim oleh negara Malaysia, itu semua menunjukan bahwa budaya
tari yang kita miliki sangat mempunyai pengaruh besar.
Kurangnya kesadaran
masyarakat akan kecintaan kepada tari-tarian tradisional membuat perlahan demi
perlahan eksistensinya berkurang atau bahkan punah tak dapat di nikmati lagi,
apalagi yang berkembang akhir-akhir ini negara kita sedang mengalami arus
globalisasi yang cukup kuat mempengaruhi seluruh generasi muda kita seperti
munculnya tari-tarian modern seperti harlem shake, atau tarian K-Pop yang
membuat mereka lebih tertarik untuk mempelajarinya. Bahkan tak sedikit orang
yang beramai-ramai membuat video tentang tarian tersebut dan di unggah di
yuotube atau jejaring sosial lainnya. Miris,memang ketika melihat pelajar atau
bahkan mahasiswa yang melakukan tarian ini. Mereka adalah generasi penerus yang
seharusnya bisa memfilter budaya yang masuk ke dalam budaya kita, bukan malah
menikmati tarian tersebut bahkan hingga membuat video dan menguggahnya ke
jejaring sosial dan mungkin mereka tidak tahu asal usul adanya tarian tersebut.
Jika kita telaah dari
segi sejarah, tentu tarian tersebut sangat tidak sesuai dengan falsafah negara
kita yaitu pancasila dan moralitas bangsa kita. Jika dilihatdari segi agama pun
tarian fenomenal ini tidak memiliki esensi apapun, bahkan hanya bersifat
hura-hura dan parahnya lagi mengandung gerakan-gerakan yang mengandung unsur
pornoaksi yang bisa menimbulkan syahwat yang seharusnya bisa lebih dicermati
oleh seluruh lapisan generasi bangsa ini khususnya kaum muslim. Dengan adanya
tarian modern sekarang ini, jika kita tidak bisa memfilternya terlebih dahulu,
lama-lama tarian tradisional dan budaya bangsa kita akan semakin tertutupi
bahkan bisa saja punah.
Melihat fenomena ini
kita memang tak lantas dapat menyalahkan masyarakat yang lebih memilih
menarikan tarian modern itu dibanding tari tradisional yang kita miliki.
Perlunya ada penanaman dini tentang kecintaan terhadap budaya Indonesia
khususnya seni bertari seperti mengenalkan seluruh tari-tarian tradisional agar
setelah mereka mengenal lalu mereka tertarik untuk mempelajari selanjutnya.
Atau kalau perlu diadakan ekstrakulikuler disetiap sekolah tentang tarian
tradisioanal. Karena kalau bukan kita siapa lagi yang akan melestarikan
kebudayaan kita yang melimpah ruah ini.
Sudah saatnya kita
sebagai masyarakat Indonesia khususnya pelajar dan mahasiswa, harus bisa
memilah apa yang masuk dari luar artinya kita harus bisa memilih dan menyaring
mana yang lebih baik dan positif untuk kita ikuti. Bukan sekedar ingin
mengikuti tren yang sudah ada tanpa memfilter terlebih dahulu. Sudah saatnya
kita kembangkan dan lestarikan kembali tarian tradisional yang sudah mulai
tertutupi oleh tarian modern, karena bagaimanapun itu adalah hasil cipta karya
bangsa kita.
Marilah generasi muda,
kita mulai tanamkan rasa cinta akan budaya kita sendiri! Jangan sampai tari
tradisional kita diakui oleh negara lain untuk kesekian kalinya. Ayo,
lestarikan tari tradisional indonesia sekarang juga!
Padahal jika bukan para generasi muda yang ikut
mengembangkan budaya tari tradisional kita, siapa lagi yang akan
melestarikannya agar tetap eksis sampai zaman anak cucu kita nanti?
Oleh sebab itu, banyak sekali upaya-upaya yang
dilakukan dalam melestarikan tari tradisional Indonesia yang sedang digalakan
Pemerintah Indonesia yang dalam hal ini dijalankan oleh Dinas Budaya dan
pariwisata (DISBUDPAR), yaitu dengan menyarankan sekolah-sekolah untuk
mengadakan ekstrakulikuler menari (Tari Tradisional), mengadakan lomba-lomba
tari antar sekolah tingkat nasional, seperti FL2SN dan lomba Suku Dinas
Pariwisata, dengan reward jika memenangkan kompetisi, anak tersebut akan lebih
mudah masuk sekolah yang diinginkannya dengan jalur prestasi.
Dan juga yang baru baru diadakan, yaitu pembinaan
budaya tari tradisional betawi di seluruh RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah
Anak) DKI Jakarta untuk warga sekitar RPTRA tersebut.
Namun, selain upaya dari pemerintah tersebut, ada
pula dari pihak swasta yang ikut serta dalam pelestarian seni budaya tari di
Indonesia. Seperti seniman-seniman tari yang mendirikan sanggar sebagai wadah
pelestarian seni tari tradisional untuk warga sekitar, dan juga perusahaan yang
mengadakan event kompetisi tari sehingga membangkitkan minat generasi muda
untuk mempelajari tari tradisional.
Contoh konkretnya, event “Indonesia Menari” yang
diadakan oleh Djarum Foundation dan Galeri Indonesia Kaya, dengan menggabungkan
unsur modern dan tradisional mampu membangkitkan minat anak muda mempelajari
tari tradisional Indonesia, dan juga event kompetisi tari tradisional lainnya.
Dari upaya-upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah dan swasta tersebut, sedikit demi sedikit membuahkan hasil yang
manis, yaitu dengan banyaknya anak muda sekarang mulai menekuni seni tari
tradisional. Bahkan, tidak sedikit juga diantara mereka yang mengikuti misi
budaya dan juga kompetisi tari internasional, dan membawa
penghargaan-penghargaan yang mengharumkan nama Indonesia di luar negeri.
Walaupun belum banyak dipublish di media, seni tari
Indonesia sudah memiliki prestasi-prestasi yang cukup membanggakan!
Namun yang berkembang saat ini banyaknya mayoritas
orang yang sudah mulai mengabaikan bahkan melupakan kebudayaan bangsa seperti
halnya tarian tradisional. Tak sedikit anak muda yang malah lebih senang
menarikan tarian modern dari pada tarian tradisional.Dari waktu kewaktu, tarian
tradisional sudah mulai tertutupi oleh adanya tarian modern mekipun tidak
semua, tarian tradisional kini sudah tidak dilirik lagi, bahkan Anak-anak
hingga kaum muda kini sudah lebih mengenal tarian modern daripada tarian
tradisional.
Padahal jika kita cermati bersama, tari-tarian
tradisional ini memiliki daya tarik bagi wisatawan manca negara. Bahkan tak
sedikit negara lain yag ingin mengklaim tari-tarian yang lita miliki seperti
contoh beberapa waktu lalu tari pendet yang berasal dari bali yang diklaim oleh
negara Malaysia, itu semua menunjukan bahwa budaya tari yang kita miliki sangat
mempunyai pengaruh besar.
Kurangnya kesadaran masyarakat akan kecintaan kepada
tari-tarian tradisional membuat perlahan demi perlahan eksistensinya berkurang
atau bahkan punah tak dapat di nikmati lagi, apalagi yang berkembang
akhir-akhir ini negara kita sedang mengalami arus globalisasi yang cukup kuat
mempengaruhi seluruh generasi muda kita seperti munculnya tari-tarian modern
seperti harlem shake, atau tarian K-Pop yang membuat mereka lebih tertarik
untuk mempelajarinya. Bahkan tak sedikit orang yang beramai-ramai membuat video
tentang tarian tersebut dan di unggah di yuotube atau jejaring sosial lainnya.
Miris,memang ketika melihat pelajar atau bahkan mahasiswa yang melakukan tarian
ini. Mereka adalah generasi penerus yang seharusnya bisa memfilter budaya yang
masuk ke dalam budaya kita, bukan malah menikmati tarian tersebut bahkan hingga
membuat video dan menguggahnya ke jejaring sosial dan mungkin mereka tidak tahu
asal usul adanya tarian tersebut.
Jika kita telaah dari segi sejarah, tentu tarian
tersebut sangat tidak sesuai dengan falsafah negara kita yaitu pancasila dan
moralitas bangsa kita. Jika dilihatdari segi agama pun tarian fenomenal ini
tidak memiliki esensi apapun, bahkan hanya bersifat hura-hura dan parahnya lagi
mengandung gerakan-gerakan yang mengandung unsur pornoaksi yang bisa
menimbulkan syahwat yang seharusnya bisa lebih dicermati oleh seluruh lapisan
generasi bangsa ini khususnya kaum muslim. Dengan adanya tarian modern sekarang
ini, jika kita tidak bisa memfilternya terlebih dahulu, lama-lama tarian
tradisional dan budaya bangsa kita akan semakin tertutupi bahkan bisa saja
punah.
Melihat fenomena ini kita memang tak lantas dapat
menyalahkan masyarakat yang lebih memilih menarikan tarian modern itu dibanding
tari tradisional yang kita miliki. Perlunya ada penanaman dini tentang
kecintaan terhadap budaya Indonesia khususnya seni bertari seperti mengenalkan
seluruh tari-tarian tradisional agar setelah mereka mengenal lalu mereka
tertarik untuk mempelajari selanjutnya. Atau kalau perlu diadakan
ekstrakulikuler disetiap sekolah tentang tarian tradisioanal. Karena kalau
bukan kita siapa lagi yang akan melestarikan kebudayaan kita yang melimpah ruah
ini.
Sudah saatnya kita sebagai masyarakat Indonesia
khususnya pelajar dan mahasiswa, harus bisa memilah apa yang masuk dari luar
artinya kita harus bisa memilih dan menyaring mana yang lebih baik dan positif
untuk kita ikuti. Bukan sekedar ingin mengikuti tren yang sudah ada tanpa
memfilter terlebih dahulu. Sudah saatnya kita kembangkan dan lestarikan kembali
tarian tradisional yang sudah mulai tertutupi oleh tarian modern, karena
bagaimanapun itu adalah hasil cipta karya bangsa kita.
Marilah generasi muda, kita mulai tanamkan rasa
cinta akan budaya kita sendiri! Jangan sampai tari tradisional kita diakui oleh
negara lain untuk kesekian kalinya. Ayo, lestarikan tari tradisional indonesia
sekarang juga!
0 coment: