Adapun penyebaran Tari Sintren di daerah Cirebon yaitu Sintren sebagai media dakwah
Sintren Sebagai Media Dakwah
Sintren seperti halnya kesenian Cirebon yang lainnya juga dipergunakan oleh para wali
untuk menyebarkan dakwah islam dan mengajarkan nilai-nilai islam dalam
kehidupan sehari-hari , pada pegelaran Sintren wilayah kabupaten Cirebon,
penari Sintren yang dalam keadaan tidak sadar dan kemudian menari, ketika di
lemparkan uang dengan jumlah berapapun akan mengakibatkan penarinya jatuh dan
tidak bisa berdiri sendiri sebelum di dirikan oleh dalang sintren, Menurut Cah
Mamat yang merupakan dalang Sintren dari sanggar Klapa Jajar yang berada di
daerah kanoman kesultanan Cirebon, nilai-nilai dakwah islam yang dibawa oleh
pagelaran sintren adalah :
1.Ranggap (kurungan ayam), bentuk kurungan ayam yang melengkung brusaha mengingatkan pada manusia yang menyaksikan bahwa bentuk dari fase hidup manusia dimana manusia dari bawah akan berusaha menuju puncak, namun setelah berada di puncaknya manusia kembali menjadi tanah, dilahirkan dalam keadaan lemah akan kembali pada keadaan yang lemah pula.
2.Duit (uang), uang yang di lempar membuat penari Sintren langsung jatuh lemas , yaitu bermakna di dalam kehidupan manusia selalu mendahulukan duniawi, serta terlalu serakah kepada duniawi dan membuat manusia jatuh.
Pada tahap pola-pola sajak yang di gunakan oleh para dalang Sintren tidak berubah dari sajak-sajak tentang perjuangan, pebedaanya adalah di gunakannya ronggeng buyung (penari wanita) pada pertunjukannya penjajah Belanda. Selain dari kisah perjuangan pemuda-pemuda Cirebon lewat syair-syair penyemangat dalam pagelaran Sintren. Kesenian Sintren di Cirebon juga menampilkan lirik-lirik legenda romantisme antara Selasih dan Sulandana yang populer di kalangan masyarakat Suku Jawa. Hal tersebut dikarenakan letak Cirebon yang berdekatan langsung dengan tanah budaya Jawa mengakibatkan tingginya interaksi sosial antara suku Cirebon dengan Suku Jawa.
A. Syair Sintren
1.Ranggap (kurungan ayam), bentuk kurungan ayam yang melengkung brusaha mengingatkan pada manusia yang menyaksikan bahwa bentuk dari fase hidup manusia dimana manusia dari bawah akan berusaha menuju puncak, namun setelah berada di puncaknya manusia kembali menjadi tanah, dilahirkan dalam keadaan lemah akan kembali pada keadaan yang lemah pula.
2.Duit (uang), uang yang di lempar membuat penari Sintren langsung jatuh lemas , yaitu bermakna di dalam kehidupan manusia selalu mendahulukan duniawi, serta terlalu serakah kepada duniawi dan membuat manusia jatuh.
Pada tahap pola-pola sajak yang di gunakan oleh para dalang Sintren tidak berubah dari sajak-sajak tentang perjuangan, pebedaanya adalah di gunakannya ronggeng buyung (penari wanita) pada pertunjukannya penjajah Belanda. Selain dari kisah perjuangan pemuda-pemuda Cirebon lewat syair-syair penyemangat dalam pagelaran Sintren. Kesenian Sintren di Cirebon juga menampilkan lirik-lirik legenda romantisme antara Selasih dan Sulandana yang populer di kalangan masyarakat Suku Jawa. Hal tersebut dikarenakan letak Cirebon yang berdekatan langsung dengan tanah budaya Jawa mengakibatkan tingginya interaksi sosial antara suku Cirebon dengan Suku Jawa.
A. Syair Sintren
Syair-syair
yang mengiringi pagelaran Sintren tidak terlepas dari latar belakang atau
kisah-kisah yang mengikutinya, kisah romantis tersebut yang amat kental dalam
pagelaran Sintren di wilayah Suku Jawa seperti di kabupaten Batang serta
kabupaten dan kota Pekalongan tidak begitu terasa dalam pagelaran Sintren di
wilayah Suku Cirebon walau dalam sebuah versi syair yang di lantunkan oleh
sanggar tari klapa jajar dan sanggar tari sekar pandan, kesultanan Cirebon
masih menyelipkan nama keduanya, namun pada praktiknya isi tariannya tidak
mengisahkan sama sekali tentang Selasih dan Sulandana , isi tarian dan
penjelasannya justru bernuasnsa dakwah islam.
1. Syair
Kembang Putri Mahendra
Ketika memasuki ruang pagelaran Sintren, pesinden melantunkan syair seperti di bawah
ini :
Turun
turun sintren
Sintrene
widadari
Nemu
kembang yun ayunan
Nemu
kembang yun ayunan
Kembange
Putri mahendra
Widadari
temurunan
Ketika
Sintren dan dalang Sintren telah bersiap di tempat dan akan memulai pementasan
maka syair akan dilanjutkan dengan syair seperti di bawah ini :
Kembang
rampe oli tuku ning pasar kramat
Nok
fani dirante kang rantee dalang mamat
Kembang
rampe oli tuku ning pasar kramat
Sintren
dirante kang rantee dalang mamat
Gulung-gulung glasah ana sintren lagi turu
Penontone
buru buru
Gulung
gulung gelasah ana sintren
Lagi
turu
Penontone
buru buru
Selasih
selasih Sulandana
Menyakuti
ragae sukna
Ana
sukma saking surga
Widadari
temurunan
Selasih
Selasih Sulandana
Menyakuti
ragae sukma
Ana
sukma saking surga
Widadari
temurunan
Ketika
Ranggap (kurungan ayam) dibuka, maka syair Ya Robana (ya Allah swt) yang
mengingatkan para penonton untuk segera bertaubat dilantunkan oleh presiden
yaitu :
Ya
robana, robbana, robbana
Ya
robana zhalama anfusana
Wa
inlam tagfirlana
Wa
tarhamna lanakunanna
Min
al-khosirin
Setelah
Sintren keluar dari ranggap dan kemudian berdiri, syair diubah untuk menunjukan
bahwa sintren telah berdandan dan berganti baju serta para Panjak (pemain
musik) siap untuk mengiring penampilannya.
Turun turun sintren
Turun turun sintren
Sintrene
dandan suwe
Dandan
kalunge sesumpinge
Dandan
kalunge sesumpinge
Sintren joged manis meseme
Panjak songgot rame-rame
Ketika Sintren melakukan gerakan tarian pertama kali, maka syair dirubah kembali
menunjukan bahwa Sintren telah siap, pada bagian ini prosesi melempar uang yang
mebuat sintren lemas tidak berdaya di lakukan.
Turun turun sintren
Sintrene widadari
Nemu kembang yun ayunan
Nemu kembang yun ayunan
Kembange putri mahendra
Widadari temurunan
Ketika
prosesi pelemparan uang sudah selesai, maka dalang akan memasukan sintren
kembali ke dalam ranggap tanda bahwa pagelaran akan segera berakhir.
Kembang
kilaras ditandur tanagahe alas
Paman
bibi aja maras
Dalang
sintren jaluk waras
Kembange srengange surupe
Wayahe sore
Sawise lan sedurunge kesuwun ning
Kabehane
2. Syair kembang Gewor
Pagelaran Sintren dibuka dengan syair seperti berikut
ini :
Turun turun sintren Sintrene widadari
Turun turun sintren Sintrene widadari
Nemu
kembang ning ayunan
Kembange
Siti Mahendra
Widadari
temurunan ngaranjing ning awak ira
Ketika
Sintren sudah masuk ke ranggap (kurungan ayam) maka pesinden akan melanjutkan
dengan syair Sih Solasih untuk mengiringi prosesi pelepasan rantai yang
membelit sintren di dalam Ranggap.
Sih
solasih sulandana
Menyun
putih pengundang dewa
Ala
dewa saking sukma
Widadari
temurunan
Syair
kemudian di lanjutkan dengan syair kembang Gewor yang megiringi datangan para
Bodoran (pelawak) yang mengiringi pagelaran Sintren.
Turun
turun sintren Sintrene widadari
Nemu
kembang yun ayunan
Nemu
kembang yun ayunan
Kembange
si jaya indra
Widadari
temurunan
Kang
manjing ning awak ira
Turun
turun sintren sintrene widadari
Nemu
kembang yun ayunan
Nemu
kembang yun ayunan
Kembange
si jaya indra
Widadari
temurunan
Kembange
gewor bumbung kelapa lumeor
Geol-geol
bu Sintren garepan njaluk bodor
Bumbune
kelapa muda
Goyang-goyang
nyi sintren minta bodor
Syair
kemudian dilanjutkan dengan syair kembang kates, kenangan dan Jae Laos yang
menandakan pagelaran Sintren akan segera berakhir, seperti berikut ini :
Kembang kates gandul
Pinggire
kembang kenanga
Kembang
kates gandul
Pinggire
kembang kenanga
Arep
ngalor garep ngidul
Wis
mana gagaye lunga
Kembang
kenanga
Pinggire
kembang kenanga
Kembang
kates gandul
Pinggire
kembang kenanga
Arep
ngalor garep ngidul
Wis
mana gagaye lunga
Kembang
kenanga
Pinggire
kembang melati
Kembang
kenanga pinggire
Kembang
melati
Wis
mana gagaye lunga
Aja
gawe lara ati
Kembange
jahe laos
Lempuyang
kembange kuning
Kembang
jahe laos
Lempuyang
kambange kuning
Ari
balik gage elos sukiki menea maning
· 3. Syair Metu Sing Konjarah (keluar dari
kuningan)
Clikung
lawung klontonge badanira (intip lihatlah dengan hati hati, berkumpulah,
bebaskan belenggumu) Clikung lawung klontonge bandanira (intip lihatlah dengan
hati hati,berkumpulah, bebaskan belenggumu) Arisukma ngelontong, ngelontong
salin busana (seadainya jiwa sudah terbebas, bebaslah ganti pakaianmu)
Simbar simbar
pati, lamun dadu ja kesuwen (simbar simbar pati wangsalan Cirebon rambut mati
(uban) ). Seandainya sudah muncul janganlah malu. Simbar simbar pati wangsalan
Cirebon rambut mati (uban) seandainya sudah muncul janganlah malu).
0 coment: